Waspada, Pengguna Smartphone Target Pengintaian Massal Intelijen


Pendiri situs whistle blower WikiLeaks Julian Assange kembali melontarkan pernyataan mengejutkan. Kali ini, terkait para pengguna smartphone yang dikatakannya terancam jadi korban pengintaian massal.

Menurut Julian, hal ini sebagai imbas dari serangan teroris 9/11, sehingga mereka yang berkuasa jadi selalu waspada terhadap berbagai ancaman.


"Siapa yang memiliki iPhone? Siapa pengguna BlackBerry? Siapa yang menggunakan Gmail? Well, Anda semua kena," tukasnya, ketika berbicara di City University of London.

"Faktanya adalah saat ini perusahaan intelijen telah menjual secara massal sistem pengintaian ke banyak negara di dunia." ia menambahkan.

Peringatan ini pun muncul seiring dengan peluncuran situs Julian yang diberi nama proyek Spyfiles. 

Dalam proyek itu, diungkap aktivitas sekitar 160 perusahaan di 25 negara yang mengembangkan teknologi untuk melacak dan memantau setiap individu dari ponsel, email, serta rekam jejak browser internetnya.

"Ini merupakan investigasi yang dalam dan menunjukkan bahwa fenomena ini bukanlah industri yang kecil sejak 10 tahun lalu," jelas Julian.

"Kejadian 9/11 telah membuat negara-negara di Eropa, AS, Kanada, Afrika Selatan, dan lainnya untuk mengembangkan sistem mata-mata kepada kita semua," pungkasnya.

Melalui Emai, FBI Cari Target Sasaran “Pengintaian” Pengguna Android !

Tidak hanya hacker yang kerap menebar ancaman bagi pengguna komputer, kini FBI juga melakukan hal serupa. Agen keamanan rahasia AS tersebut dilaporkan mengincar perangkat Android dan notebook untuk menebar serangannya.

Mengandalkan metode yang umum digunakan oleh kebanyakan hacker, FBI akan mengirim sebuah email kepada target yang berisi sebuah file yang bila file tersebut dibuka oleh sang target, maka dengan sendirinya FBI akan memiliki kuasa atas perangkat yang diincarnya.


Tentunya agar sang target tidak menyadari bahwa email yang diterimanya merupakan sebuah ancaman, biasanya digunakan metode waterhole attack. Serangan jenis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui targetnya karena email yang diterimanya akan dikira berasal dari relasinya.


Namun tidak seperti hacker yang sepenuhnya memanfaatkan perangkat pengguna untuk melakukan pencurian data pemiliknya, FBI hanya mengincar komponen mikrofon pada perangkat yang diincarnya. Tujuan pun jelas, untuk melakukan penyadapan.

Adapun target yang diincar seperti dikutip dari Phone Arena, Sabtu (3/8/2013), sejauh ini adalah organisasi kriminal, terduga teroris, dan pelaku ****ografi anak. Meski begitu, aksi FBI ini tetap saja menuai kritik dari sejumlah pihak yang merasa bahwa yang dilakukan FBI tersebut dikategorikan pelanggaran privasi, terutama bila salah sasaran.


FBI Adaptasi Cara Hacker untuk Melakukan Misi Pengintaian


Banyaknya para hacker yang meretas berbagai jaringan pemerintahan, militer, bahkan situs developer Apple, membuat FBI tertarik mengadaptasi cara kerja para hacker untuk digunakan pada misi pengintaian. Demikian laporan dari Cnet, Jumat (2/8/2013).

Menurut laporan dari Wall Street Journal, pihak FBI dikatakan tengah mengembangkan alat pengawas yang cara kerjanya mirip dengan yang dimiliki oleh para hacker untuk mengumpulkan berbagai informasi dari targetnya. Diduga FBI menciptakan beberapa hacking tools miliknya sendiri dan beberapa alat lainnya dibeli.

“FBI mempekerjakan orang-orang yang memiliki skill hacking tinggi, dan membeli beberapa alat yang mempermudah mereka melakukan pekerjaannya,” kata mantan agen FBI pada divisi cyber yang tak disebutkan namanya. Ia juga mengatakan hacking tools tersebut digunakan hanya jika alat pengawasan lain tidak bekerja.

Berdasarkan sumber, FBI membuat alat yang bisa menyadap microphone dari smartphone bersistem operasi Android. Jadi, FBI bisa mendengarkan percakapan yang dilakukan antar pengguna ponsel Android. Alat ini juga berfungsi pada microphone laptop.

Menurut Journal, FBI telah mengembangkan alat-alat para hacker ini sudah sejak 10 tahun yang lalu. FBI sendiri sudah banyak diketahui mengembangkan alat penyadapan serupa sejak tahun 2002. Pada 2007 FBI juga pernah menyadap berbagai percakapan telepon, data internet, sampai keuangan dari masyarakat sipil di AS.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment