Zaman sekarang bisa dikatakan tidak ada orang yang tidak mengenal tari Saman. Hampir semua orang mengenalnya baik yang berada didalam maupun di luar negeri. Dalam setiap penampilannya tari Saman sungguh memukau. Dari awal hingga akhir pertunjukan tarian ini selalu menghadirkan suasana magis baik bagi penari maupun penontonnya.
Kami akan coba membawa anda semua masuk kedalam babak demi babak dalam tari saman. Pada awal pertunjukan tarian saman di mulai dengan persalaman. Persalaman ini terdiri dari rengum dan salam. Rengum adalah suara bergumam dari seluruh penari. Walau tak terdengar jelas tetapi sebenarnya mereka memuji dan membesarkan nama Allah SWT dengan lafaz;
Bila anda menyaksikan pementasan tarian Saman ini, anda akan terdiam seketika saat mendengar gumaman para penari dan ikut larut bersama emosi para penarinya. Rengum ini diucapkan dengan suara rendah namun menggema. Menggetarkan panggung dan jiwa-jiwa penari dan penontonnya. Bagi yang pernah menonton pertunjukan Saman tentu tahu maksud saya. Suasana hening langsung tercipta saat itu. Penonton diajak untuk ikut hikmat dalam mentauhidkan Tuhan.
Gerak tarinya sendiri masih sangat terbatas dan sederhana. Kepala tertunduk dan tangan bersikap sembah. Regum menunjukan penyerahan diri kepada Allah SWT, juga berperan menyamakan vokal dan konsentrasi. Setelah tercipta suasana khidmat lalu dilanjutkan dengan persalaman. Ucapan salam ditujukan kepada penonton dan berbagai pihak dengan ucapan Assalamualaikum. lalu meminta izin untuk bermain Saman (adab dan etika).
Setelah persalaman barulah dilanjutkan dengan Ulu Ni Lagu. Secara harfiah ulu ni lagu berarti kepala lagu. Namun disini lebih berarti ragam-ragam gerak tari. Dalam babakan ulu ni lagu ini gerakan telah bervariasi, kesenyawaan antara gerak tangan, tepuk didada – gerakan badan dan kepala. Namun gerakan masih lamban. Suasana khidmat masih terasa disini. Bagian ini seperti pemanasan sebelum kita diajak dalam ekstase gerak cepat Saman lainnya. Lalu yang disebut sebagai syekh dengan suara melengking akan memberkan aba-aba pada saat akhir gerak ulu ni lagu yang menandakan akan segera berganti gerak dan memasuki ritme cepat dengan ucapan syair:
Masuklah kita pada babak lagu-lagu. Babak ini adalah puncak gerakan tari saman. Para penari dituntut konsentrasi optimal dan stamina yang prima. Selain harus bergerak cepat babak ini juga diselingi dengan vokal bersama (derek). Gerakan yang utuh tampak pada kecepatan gerak tangan yang menghentak dada, paha maupun tepukan, gerakan badan keatas-kebawah secara serentak maupun bersilang, badan miring kekiri – ke kanan kiri serentak maupun bersilang (singkeh kuwen), gerakan kepala mengangguk cepat maupun kepala berputar dibawah (girik), maupun petikan jari. Diselingi gerakan lambat yang diawali ucapan syair dari syekh.
Demikian gerakan ini berulang-ulang antara cepat dan lambat, dengan iringan beberapa lagu. Selain penari yang terbawa dalam ekstase gerakan cepat dan kedinamisannya, para penontonpun ikut menahan nafas mengikuti pergantian gerak dan naik-turunnya ritme tarian. Bagai tersihir dalam gerak indah itu. Saya yakin saat anda menyaksikan babak ini anda tak ingin mengedipkan mata sedikitpun. Karena kecepatan dan keseragaman yang memukau itulah yang menarik anda seakan ikut dalam irama penari yang bergerak serentak.
Lalu anda diajak mengendorkan ketegangan dan mengembalikan pernafasan dalam babak Uak Ni Kemuh yang berarti secara harfiah obatnya gerak. Diiringi nyanyian sederhana dan nada rendah tidak memaksa. Apabila kondisi penari telah pulih, dimulai gerak cepat yang diawali aba-aba oleh syekh dengan ragam gerak yang lain. Pada saat gerak menggebu-gebu puncak, iringan vokal berhenti hanya terlihat gerak saja. Disini tak ada suara selain suara memukul, menghentakkan dada, tepuk tangan, meghentak paha yang di tarikan secara cepat. Anda dapat bayangkan suasana yang tercipta saat itu. Gerak cepat tanpa vokal inilah yang kemudian bagai menciptakan suasana magis bagi penari dan penontonnya.
Barulah setelah itu anda akan kembali menyaksikan gerak sederhana sebagai penutup dalam tarian saman. Dalam babak ini yang dipentingkan adalah syair, ungkapan kata, kata perpisahan, permintaan maaf kepada penonton dan pihak-pihak tertentu.
Setelah menyaksikan tari saman secara keseluruhan anda akan mendapat kesan yang mendalam terhadap tarian ini. Bisa karena kecepatan dalam membawakannya atau suasana magis yang anda rasa saat mengikuti setiap gerak dan ritme tariannya. Namun apa yang saya gambarkan masih jauh dari keindahan tari saman itu sendiri.
Kami akan coba membawa anda semua masuk kedalam babak demi babak dalam tari saman. Pada awal pertunjukan tarian saman di mulai dengan persalaman. Persalaman ini terdiri dari rengum dan salam. Rengum adalah suara bergumam dari seluruh penari. Walau tak terdengar jelas tetapi sebenarnya mereka memuji dan membesarkan nama Allah SWT dengan lafaz;
Quote:
Hmm laila la ho Hmm laila la ho Hmm tiada Tuhan selain Allah Hmm tiada Tuhan selain Allah |
Gerak tarinya sendiri masih sangat terbatas dan sederhana. Kepala tertunduk dan tangan bersikap sembah. Regum menunjukan penyerahan diri kepada Allah SWT, juga berperan menyamakan vokal dan konsentrasi. Setelah tercipta suasana khidmat lalu dilanjutkan dengan persalaman. Ucapan salam ditujukan kepada penonton dan berbagai pihak dengan ucapan Assalamualaikum. lalu meminta izin untuk bermain Saman (adab dan etika).
Setelah persalaman barulah dilanjutkan dengan Ulu Ni Lagu. Secara harfiah ulu ni lagu berarti kepala lagu. Namun disini lebih berarti ragam-ragam gerak tari. Dalam babakan ulu ni lagu ini gerakan telah bervariasi, kesenyawaan antara gerak tangan, tepuk didada – gerakan badan dan kepala. Namun gerakan masih lamban. Suasana khidmat masih terasa disini. Bagian ini seperti pemanasan sebelum kita diajak dalam ekstase gerak cepat Saman lainnya. Lalu yang disebut sebagai syekh dengan suara melengking akan memberkan aba-aba pada saat akhir gerak ulu ni lagu yang menandakan akan segera berganti gerak dan memasuki ritme cepat dengan ucapan syair:
Quote:
Inget-inget pongku – male i guncang Ingat -ingat teman akan diguncang |
Demikian gerakan ini berulang-ulang antara cepat dan lambat, dengan iringan beberapa lagu. Selain penari yang terbawa dalam ekstase gerakan cepat dan kedinamisannya, para penontonpun ikut menahan nafas mengikuti pergantian gerak dan naik-turunnya ritme tarian. Bagai tersihir dalam gerak indah itu. Saya yakin saat anda menyaksikan babak ini anda tak ingin mengedipkan mata sedikitpun. Karena kecepatan dan keseragaman yang memukau itulah yang menarik anda seakan ikut dalam irama penari yang bergerak serentak.
Lalu anda diajak mengendorkan ketegangan dan mengembalikan pernafasan dalam babak Uak Ni Kemuh yang berarti secara harfiah obatnya gerak. Diiringi nyanyian sederhana dan nada rendah tidak memaksa. Apabila kondisi penari telah pulih, dimulai gerak cepat yang diawali aba-aba oleh syekh dengan ragam gerak yang lain. Pada saat gerak menggebu-gebu puncak, iringan vokal berhenti hanya terlihat gerak saja. Disini tak ada suara selain suara memukul, menghentakkan dada, tepuk tangan, meghentak paha yang di tarikan secara cepat. Anda dapat bayangkan suasana yang tercipta saat itu. Gerak cepat tanpa vokal inilah yang kemudian bagai menciptakan suasana magis bagi penari dan penontonnya.
Barulah setelah itu anda akan kembali menyaksikan gerak sederhana sebagai penutup dalam tarian saman. Dalam babak ini yang dipentingkan adalah syair, ungkapan kata, kata perpisahan, permintaan maaf kepada penonton dan pihak-pihak tertentu.
Setelah menyaksikan tari saman secara keseluruhan anda akan mendapat kesan yang mendalam terhadap tarian ini. Bisa karena kecepatan dalam membawakannya atau suasana magis yang anda rasa saat mengikuti setiap gerak dan ritme tariannya. Namun apa yang saya gambarkan masih jauh dari keindahan tari saman itu sendiri.
ConversionConversion EmoticonEmoticon